Kota Bima - Dalam apel gabungan yang dirangkaikan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2025, Wali Kota Bima H. A. Rahman H. Abidin, SE menegaskan bahwa penataan kota bukanlah upaya membatasi hak warga untuk mencari nafkah, melainkan langkah strategis untuk menciptakan kota yang rapi, bersih, dan nyaman bagi semua.

Dalam sambutannya, Wali Kota menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Bima tidak pernah melarang Pedagang Kaki Lima (PKL) untuk berjualan. Sebaliknya, PKL tetap diberikan ruang untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat, namun dengan syarat utama: tertib dan tidak mengganggu ketertiban umum.

"Kami tidak melarang PKL. Kami hanya ingin menata. Di trotoar itu bukan hanya ada penjual, tapi juga ada hak pejalan kaki yang harus kita jaga. Kita ingin semua bisa berbagi ruang secara adil. Supaya kota kita enak dipandang, nyaman dilalui, dan tetap hidup dengan aktivitas warganya,” ujar Wali Kota di hadapan jajaran ASN dan tamu undangan.

Penataan ini, lanjutnya, bukan berarti pemerintah anti rakyat kecil atau menutup mata terhadap kebutuhan masyarakat. Sebaliknya, kebijakan ini adalah bentuk kepedulian terhadap keberlangsungan ekonomi informal sambil tetap menjaga estetika dan keteraturan ruang publik.

Lebih lanjut, Wali Kota juga menyoroti persoalan hewan ternak yang dibiarkan berkeliaran di jalanan. Ia menekankan bahwa pemerintah tidak melarang warga memelihara ternak. Namun ia meminta para pemilik ternak untuk bertanggung jawab dan tidak membiarkan hewan peliharaan berkeliaran bebas yang dapat membahayakan pengguna jalan, merusak tanaman, atau mencemari lingkungan.

“Hewan ternak tidak dilarang. Tapi tolong jangan dibiarkan berkeliaran. Ini bukan semata-mata soal kebersihan, tapi juga keselamatan. Kita ingin jalanan kita rapi, aman, dan bersih. Jangan sampai anak-anak sekolah terganggu, pengendara jatuh karena ternak, atau tanaman yang telah ditanam rusak," tegasnya.

Kebijakan penataan ini menjadi bagian dari visi besar Pemerintah Kota Bima di bawah kepemimpinan H. A. Rahman H. Abidin dan Wakil Wali Kota Feri Sofiyan untuk menghadirkan wajah kota yang tertib, manusiawi, dan membanggakan. Dalam kesempatan itu, Wali Kota mengajak semua pihak untuk tidak melihat kebijakan ini secara sempit.

“Kita sedang membangun kota ini bukan untuk wali kota atau wakil wali kota. Kita sedang menata warisan untuk anak cucu kita. Kota ini harus bisa kita banggakan bersama. Maka mari kita tertibkan dengan niat yang baik, demi kepentingan kita semua,” ujarnya penuh harap.

Sebagai penutup, Wali Kota juga menekankan pentingnya pendekatan yang humanis dan persuasif dari para aparat di lapangan dalam menjalankan tugas penataan ini, serta membuka ruang dialog bersama warga agar solusi yang diambil benar-benar berpihak pada kebaikan bersama. (***)

Axact

Dinamika Mbojo

Portal Berita Daerah Bima dan NTB yang mengulas Geliat Pembangunan Pemuka dan Tokoh Masyarakat

Post A Comment:

0 comments: